23 November 2009

Bosan


BOSAN.....!!!!!

Bosan....kata itu yg selalu
tersirat dalam benak ku...
tiap hari kurasakan...hanya itu
dan itu saja....tak ada yg berubah...

Bosan....yg kuhadapi saat ini
benar-benar membuat ku jenuh..
bosan....terkadang membuat muak...
yg ku punya hanya itu-itu saja...

Bukan ku ingin menampik sesuatu
apa yg ku dapat...
tapi ku ingin suasana yg ku rasakan
ada perubahan...

Dari senin, hingga minggu...lalu kembali
kesenin hingga ke minggu lagi..
begitu seterusnya, yg ku jalani..
tetap itu itu saja....

huf......

06 November 2009

Kejujuran TerdalamKu PadaMu

Aku tahu. Bahwa jujur adalah moral tertinggi dalam sikap hidup manusia, yang akan membawa pada kebaikan dan kebahagiaan. Juga aku tahu, bahwa menjalani sesuatu tanpa sebuah kejujuran tanpa sebuah keyakinan sebagai dua buah roda yang menggerakkannya, akan mengakibatkan sesuatu yang kita jalani itu menjadi kosong, tanpa jiwa dan akhirnya sia-sia.

“Tak ada yang lebih puitis, selain kita bicara kebenaran” kata Soe Hok Gie dalam catatan hariannya yang post-mortem. Keindahan itu, baginya, adalah tersingkapnya sesuatu yang belum terungkap. Karena didalamnya ada kejujuran yang mengalir, ada ketulusan untuk mengungkap dan membahasakan fakta secara “apa-adanya”. Dari itu memang kerapkali dalam jangka pendek kejujuran sedikit membawa petaka bagi seseorang yang merasa kepentingannya dilukai akibat “kejujuran” tadi. Kejujuran kemudian dianggap dan disimpulkan jahat. Tapi sebenarnya tidak. Kejujuran adalah kapak yang berupaya menyibak suatu kesalahan yang terpendam tapi hidup. Nyeri memang jika mata kapak itu sudah membedahnya, tapi itu demi kesembuhan. Ya demi kesembuhan dan kebaikan bersama. Dalam literatur agama, kita mengenal ungkapan “katakan dengan jujur, sekalipun itu menyakitkan”

Begitu pun dengan “kejujuran” yang kulakukan sebagai bentuk penegasan kembali dan jawab dari tingkah anehku belakangan ini---dalam tulisan ini. Buletin aku pilih sebagai medium penyambung lidah. Bukan berarti aku tak jantan, melainkan aku pikir tulisan mampu menampung secara efektif pesan-pesan yang hendak disampaikan dari pada pengungkapan secara verbal apalagi untuk persoalan perasaan. Pascal kerapkali mengatakan bahwa dalam cinta kebungkaman lebih sering terjadi dari percakapan. Dan aku mengimani Pascal.

Barangkali pada saat kau telah membaca tulisan ini, akan membuat airmatamu diperas, hatimu terasa diinjak-injak dan dirimu seperti orang kebanyakan yang merasa dikhianati---melihat hidup seperti dedak kopi; pekat. Tapi yakinlah, ini hanya efek sakit sementara bagi “kenyamanan” hidup kita kedepannya. Terus terang selama sebentar kita merajut cerita, aku tak bermaksud dan tak pernah berniat buruk padamu. Aku tak pernah main-main dengan cinta. Aku memahami cinta sebagai sabda-sabda suci dan otomatis menjadi tabu untuk dipermainkan.

Tapi dengan kenyataan ini, barangkali prinsip itu akan memuai, melebur, kalah, dan di sumpah serapahi sebagai sampah olehmu. Bagiku itu tak masalah, sudah menjadi hukum alam setiap tindakan memiliki konsekwensi yang terkandung didalamnya.

Dalam “Bumi Manusianya” Pramoedya Ananta Toer, melalui percakapan romantic tokoh utamanya kepada kekasihnya, Minke. Pram menulis; “Cinta itu indah Minke, terlalu indah, yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini. Sungguh indah, juga kebinasaan yang mungkin membuntutinya. Orang harus menghadapi akibatnya. Lagi pula, tak ada cinta yang muncul mendadak, karena dia adalah anak kebudayaan, bukan batu dari langit”.

Tak ada cinta yang muncul secara mendadak, ia bukan batu yang tiba-tiba saja jatuh dari langit. Bagaimanapun ia masih ada dalam variable ruang, maka kehadirannya membutuhkan sebab. Banyak motif dan alasan mengapa laki-laki, misalnya, jatuh hati kepada seorang perempuan. Begitu sebaliknya. Jika disebutkan motif atau alasan tersebut maka yang muncul pasti beragam. Tergantung kebutuhan masing-masing orang.

Dan ini masalah penting diantara kita, atau mungkin lebih tepat masalahku, yang harus kuungkap sejujur-jujurnya;

“Bahwa kau terlalu baik selama ini, memperhatikanku dengan berlebih, dan kurasakan membawa sebentuk cinta yang serius dihadapku.…saat merenungi kebaikanmu itu, telah membuatku menjadi melankolis dan berhutang budi padamu. Hingga akhirnya, kurasa berat untuk menolak semua inginmu. Seakan-akan jawaban “ya” telah kupersiapkan buat semua inginmu, pun itu belum kau minta. Inilah barangkali awal kesalahanku, yang dijepit tarik ulur antara rasa berhutang budi dan prinsip tegas menarik diri sekuat-kuatnya dari perkara rasa. Ketika kau memintaku tegas menjawab cintamu yang mengajak bicara. Dengan situasi diri melankolis, akibat rasa berhutang budi itu, seakan-akan diluar kesadaran, akupun menyahut.

Hingga singkat cerita, tibalah pada suatu waktu, dimana aku mulai dililit kesadaran, bahwa aku tak boleh mencintaimu dengan cara seperti ini. Alasan kebaikanmu, seharusnya tidak boleh menjadi alasan kalau aku harus menyahut cintamu yang mengajakku bicara. Itulah kebodohanku. Itulah kelemahanku. Menjadi terlalu melankolis.

Dan sekarang, “kejujuran” –ku untuk mengatakan, bahwa aku-setelah berupaya- tak bisa dengan utuh mencintaimu, memang akan membuatku luka bahkan hancur. Tapi demi tuhan, aku lakukan ini demi kebahagiaan kita berdua kedepannya. Karena aku sadar, aku bukanlah laki-laki yang baik bagimu…dan maafku dari hati yang paling terdalam serta terima kasih kuuntai buat semuanya…yang pernah kau lakukan untukku.

Ini memang menyakitkan. Tapi aku yakin, ini terbaik buat kita. Agar kita tak terlalu terhempas jauh dalam penyesalan-penyesalan dikemudian hari, karena perbuatanku…karena kekhilafanku…yang kusendiri tak kuasa untuk mengertinya. Tapi mudah-mudahan yang dikatakan Pram diatas benar ”…cinta terlalu indah…juga kebinasaan yang membuntutinya”.


By : Maxi.....

Pernyataan cinta laki laki dan perempuan

Pas Ngumpul sama temen" kemaren, salah satu temen gw ngucapin statemen yang aq sendiri gak tau,,,, bener ato gak Ya....

salah satu perbedaan dari laki laki and perempuan, kata Dia salah satunya tentang pengungkapan cinta,
ii wow.....

katanya kalo perempuan, walaupun cintanya sudah 99,99%, tapi belum or ga berani buat ngungkapinnya...
paling banter, ngasih sinyal sinyal aja,,
gak langsung diungkap leawat lisan.......
beda ma laki laki, walopun baru 1% cintanya ma perempuan, udah diumbar kemana mana...

kalo perlu seisi dunia tau...
so, kalo perempuan bikn pernyataan ke yang bersangkutan, berati cintanya swuda besar banget,,,
gitu katanya
so, jangan di tolak...
beda dengan laki laki, kalo tiba tiba ngungkapin cintanya, jangan dulu dah .....
butuh pengujian,,,
jadi inget Laskar pelangi, Zakiah nurmala butuh 7 tahun sampai ahirnya nerima cinta Arai....
hahahaha,,,
bener ga sih....????????